Sekitar 90 an dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) antusias mengikuti “Workshop dan Bedah Proposal Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti 2016” yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UMSU di Kampus Pascaarjana UMSU, Jalan Denai Medan yang berlangsung Sabtu-Minggu (14-15/5).
Ketua LPPM UMSU, Dr Muhammad Said Siregar mengatakan, ada 90 an lebih proposal yang dibedah. “Semua yang hadir para peneliti yang punya draf proposal. Kalau tidak ada draf proposal tidak boleh mengikuti karena persyaratan untuk bedah proposal,” katanya.
Dari 90 an lebih proposal, dari penelitian 67 proposal, yang ada pengabdian pengasraan ada 25 proposal. “Distribusi masih paling banyak penelitian dosen pemula, produk terapan, hibah doktor, sosial humaniora, dan pendidikan dan pengabdian masyarakat yakni IBM,” katanya.
Menurutnya, sampai saat ini memiliki 9 orang riviewer internal dan riviewer tersebut diberdayakan dan didorong untuk menjadi riviewer nasional.
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP mengatakan sangat senang dengan antusias dosen UMSU yang akan mengikuti penelitian dan berharap agar proposal yang dibedah nantinya lulus.
Menurutnya, LPPM sebagai garda terdepan harus bekerja maksimal. Jika perlu jemput bola bagi fakultas dan dosen. “Jangan ada kesan pilih kasih. Semua dosen yang hendak meneliti dan melakukan pengabdian masyarakat harus dilayani karena hasilnya bisa meningkatkan cluster. “Saya mengingatkan agar dana penelitian dari Kementerian Ristekdikti kiga jangan sekali-sekali Rp1 pun dipotong,” katanya.
Rektor UMSU berharap, jadi ini momen untuk meningkatkan cluster dan perguruan tinggi Muhammadiyah yang berhasil meraih peringkat cluster mandiri yakni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). “Baru-baru ini mereka mendapat dana penelitian Rp12 miliar dan untuk pengabdian masyarakat Rp1,5 miliar. Sementara UMSU baru bisa menyerap Rp2 miliar dan 1 pengabdian masyarakat. Ini proses yang dimulai secara bertahap. Ibarat solar ‘panasnya’ lama tetapi ketika sudah panas maka akan kencang dan diharap bisa menyalip UMM,” katanya.
Agussani mengaku yakin dengan tekad kuat para peneliti UMSU yang begitu antusias mengikuti workshop bedah proposal dan berharap riviewer yang untuk mendampingi para peneliti.
Berikan Kiat Penulisan
Prof Dr Novesar Djamarun, MS dari ISI Padang Panjang memberi kiat-kiat penulisan proposal desentralisasi. Antara lain, dia meminta agar judul penelitian atraktif. “Bukan judul yang datar sehingga orang lain tidak berfikir dengan judul tersebut. Kalau judul datar saja buat apa melakukan riset dan orang sudah tahu jawabannya jangan lakukan judul tersebut,” katanya.
Selain itu yang perlu mendapat perhatian yakni persoalan ringkasan, pendahuluan dan problem, daftar rujukan, dan keuangan. “Maka jika semua itu terlaksa dengan baik sesuai dengan buku panduan edisi X, maka tidak ada satupun riviewer yang berharak menolak,” katanya.
Novesar menegaskan, ringkasan harus lengkap, mengapa melakukan riset, apa target output dan bagaimana keterlibatan dan apa metode yang dilakukan dan itu disajikan beberapa alenia sedangkan abstrak hanya 1 alenia. “Saya ingat jangan lebih panjang pendahuluan jangan lain-lainnya. Jangan sampai pendahuluan 6 lembar,” katanya.
Di dalam pendahuluan, harus ada tujuan posisi riset terdahulu bukan copy paste dan jangan terulang intisari riset. “Jangan lupa memasukkan rujukan sitasi dalam pendahuluan. Dari dia melakukan pendahuluan tanpa rujukan bukan periset tetapi pencerita ulung,” katanya.
Novesar juga mengingatkan jangan sempat copy paste dari metode orang lain. Jikapun menggunakan metode yang tahun lama maka harus ada ada menyebutkan revisi metode dan digunakan terakhir oleh periset.
Soal manfaat dan luaran riset tidak perlu panjang dan sesuaikan dengan permintaan panduan seperti jurnal internasional dan buku ajar dan hak cipta serta model.
Sementara soal pengabdian masyarakat, Novesar mengaku sejumlah pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen UMSU sudah menunjukkan hal yang bagus, bahkan dia berpesan kepada LPPM UMSU untuk mengawal sampai penelitian dan proposal pengabdian masyarakat tersebut benar-benar terupload dengan baik.
Sejumlah dosen UMSU yang mengikuti bedah proposal mengaku senang mendapatkan ilmu pada bedah proposal sehingga kesalahan-keslahan dalam draf proposal bisa diperbaiki dan nantinya saat diupload merupakan draf proposal yang sudah bagus.