Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengadakan klinik publikasi internasional hasil penelitian internal UMSU 2016/2017 di ruang rapat Kampus Pascasarjana UMSU, Sabtu (17/6).
Acara dibuka Rektor UMSU diwakili WR I UMSU, Dr Muhammad Arifin Gultom, MPd didampingi Ketua LP2M UMSU, Dr Muhammad Said Siregar, MSi, Sekretaris T Riza Zarzani, MH dan dihadiri 18 dosen UMSU yang melakukan penelitian dengan luaran publikasi internasional.
Ketua LP2M UMSU, Muhammad Said Siregar mengatakan, sebanyak 18 dosen UMSU yang ikut klinik publikasi merupaka dosen yang penelitian internalnya memiliki luaran wajib jurnal internasional. “Jurnal yang termasuk dalam publikasi internasional minimal jurnal yang terindeks copernicus, ebsco dan google scholar. Tetapi, jika terindeks scopus dan bereputasi merupakan publikasi yang lebih,” katanya.
Kepada dosen-dosen yang telah memiliki luar wajib publikasi jurnal internasional harus menyiapkan draf karena dana untuk penelitiannya sudah dicairkan sebesar 70 persen. “Paling tidak di antaranya 70 persen ini maka rancangan penelitian yang disampaikan di proposal tentu sudah harus 70 persen dilaksanakan dan saatnya menulis draf atau manuscrip. Dimana nantinya LP2M akan melakukan monev internal akan dilaksanakan di Juli 2017,” katanya.
Muhammad Said mengatakan, di UMSU sebenarnya sudah banyak dosen yang memiliki pengalaman telah melakukan publikasi jurnal internasional.Namun, ada yang belum pernah. Maka dengan ada acara ini diharapkan dosen-dosen yang belum memiliki publikasi internasional bisa dibantu karena memang klinik publikasi internasional ini belum pernah ada di UMSU dan ini baru pertama kali. “Salah satu program LP2M bagaimana meningkatkan jumlah publikasi internasional yang dilakukan dosen-dosen UMSU. Maka, langkah yang pertama dengan adanya 18 penelitian yang didanai UMSU dengan luaran wajib jurnal internasional maka ditargetkan ke 18 dosen harus memiliki publikasi internasional. Klinik publikasi internasional yang ada di LP2M membantu kita mewadai problem-problem yang selama ini dialami para dosen,” katanya.
Menurutnya, bagi dosen yang memiliki luaran wajib publikasi jurnal internasional tidak akan dicairkan dana 30 persennya sebelum para dosen memiliki jurnal internasional yang sudah accept. “Dana 30 persen untuk PPT dan Fundamental sebesar Rp30-Rp40 juta sudah termasuk dana publikasi internasional. Maka para dosen tidak boleh atau tidak ada lagi meminta bantuan untuk proses publikasi internasional karena sudah dialokasikan. Tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu jumlah jauh meningkatkan karena sebagai bantuan publikasi internasional. Maka, dengan adanya klinik publikasi para dosen yang sebelumnya bekerja sendiri menyiapkan publikasi dan hasil tidak ada publikasi maka ke depan klinik publikasi merupakan wadah dan apapun masalah bisa memanfaatkan klinik publikasi ini,” katanya.
Rektor UMSU diwakili WR I, Muhammad Arifin Gultom mengatakan, saat ini jika UMSU mau meraih akreditasi institusi dengan nilai A, maka memerlukan tidak kurang 1200 penelitian dan pengabdian masyarakat untuk tiga tahun baru bisa mendapatkan nilai 4. “Satu dosen seharusnya untuk tiga tahun memiliki dua penelitian. Jumlah dosen tetap UMSU sebanyak 600 dikali 2 maka 1200 penelitian atau pengabdian masyarakat. Jika di bawah 1200 nilai 4. Karena itu, sesungguhnya kita harus mendorong dosen-dosen dan perlu dicari program. Ini memang tidak ringan karena dosen memiliki berbagai pola dan tingkah laku. Ada yang menganggap sekadar mengajar,” katanya.
Untuk bisa meraih target tersebut, lanjut Muhammad Arifin harus membuat penelitian mandiri yang dibiayai. “UMSU sangat mendukung berbagai kegiatan LP2M agar dosen lebih banyak dan meningkat dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Narasumber, Ade Faisal PhD dalam sharing experiences “Menulis Makalah untuk Jurnal Internasional Bereputasi” mengatakan, seseorang dosen tidak melakukan riset ilmiah jika publikasi disimpan di lemari dan riset harus dilakukan original. Semua itu bisa diketahui hanya dengan sudah dipublikasi.
Dia memberikan tips apa saja yang boleh dan tidak boleh dalam publikasi.Yang boleh, hasil atau metode baru yang orisina, review atau ringkasan subjek tertentu, manuskrip atau makalah yang memuat ilmu pengetahuan dan pemahaman baru dalam bidang tertentu. Sedangkan hal-hal yang tidak boleh dipublikasikan pengulangan (duplikasi) makalah yang telah dipublikasikan. Hasil riset atau kesimpulan yang tidak benar, hasil riset yang sudah ketinggalan zaman. Laporan yang tidak diminati. “Jurnal kan harus diklik, didownload sebanyak-banyak. Kalau tidak diminati tidak akan diklik, maka dosen harus memastikan materi tetap di rel dan kebaruan tetap harus dijaga,” katanya. Manuskrip yang baik harus memiliki pesan yang baru, harus jelas, memberikan kontribusi dan bermanfaat dan menarik perhatian dan disajikan dalam bentuk yang logis. “Penulisannya harus ada aliran, jangan menulis makalah lompat-lompat dan pesan dapat ditangkap lebih mudah oleh reviewr atau editor. Kalau bahasa Inggris gunakan simple tense dan pasif voice,” katanya.